Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Lebih dari sekedar mendaki Gunung

Ketika saya bercerita tentang hobi saya mendaki gunung, timbul sekali banyak pertanyaan. salah satu yg paling sering saya dengar adalah, buat apa sih capek-capek mendaki gunung? Pertanyaan yang sederhana tapi kadang susah dijawab. Tapi jawaban saya cuma satu, "Karena saya suka". Memang sih banyak biaya yang perlu kita keluarkan untuk mendaki gunung, tapi kalau sudah menjadi hobi, siapa yang bisa melarang. Pertanyaan lain yaitu emang gak takut ya mendaki gunung. saya jawab, "enggak". Insya allah selagi kita nggak "neko-neko", everything is gonna be okay. lagipula saya merasakan banyak keuntungan kok dari mendaki gunung:

1. Bisa bikin badan kita sehat
Bayangin aja sekali kita naik gunung udah berapa banyak kalori yang kita bakar. Bahkan mungkin bisa lebih daripada ikutan fitness.

2. Mempererat persaudaraan
Bagi para pecinta alam, mendaki gunung bareng saudara se-organisasi bisa bikin persaudaraan kita makin erat. Di gunung lah kita merasakan susah bersama, senang bersama. Jadi daripada naik sendiri-sendiri, enakan yang bareng-bareng dongg../

3. Bisa nambah banyak teman
Mendaki gunung mustahil dong kita gak ketemu para pendaki lain, kecuali emang gunungnya sepi. dengan ketemu banyak pendaki, teman kita bisa nambah. Misalnya ketemu teman dari bogor. Kalo kita mau mendaki Gunung Gede kan tinggal hubungi mereka aja. Beres kan??? :p
Kalau ketemu pendaki lain di gunung, jangan segan-segan berbagi ya. Karena secangkir kopi dan sebatang rokok bisa mengakrabkan orang yang sama sekali belum kenal. Percaya deh. Oiya. Logistik boleh dibagi, tapi cinta jangan yaa... :D

4. Melatih skill
Bagi saya pribadi, mendaki gunung bisa meningkatkan skill saya. Bukan skill maen bola atau maen kelereng, tapi skill bahasa inggris saya. FYI, kebetulan saya kuliah ambil Jurusan bahasa Inggris. jadi kalo ketemu bule Inggris atau Amerika, tinggal samperin aja terus ngobrol deh...

5. Menambah rasa syukur kita terhadap ciptaan Tuhan YME
ini yang paling penting nih. Kita selama ini sering menikmati panorama di gunung, tapi suka lupa sama Pencipta-Nya. Pengen sih setelah naik gunung jadi rajin sholat, tapi belum bisa full. Sholat Jum'at aja saya baru bisa seminggu sekali... :p

Kalo bisa nih, mendaki gunung jangan sekedar mendaki saja bro. Harus ada pelajaran yang bisa kita ambil. Misalnya tentang kebersamaan tadi. Selain itu bisa melatih kita mengontrol diri kita. Kalo sekedar mendaki gunung sih ninja Hatori juga bisa. Ya kan? :p

Selain itu kalo mau mendaki gunung, safety equipment juga harus dipersiapkan ya. Yang udah safety peralatannya aja kadang masih kkenapa-kenapa, apalgi yang cuma dengan peralatan seadanya. Bukan nakut-nakutin sih, sekedar mengingatkan saja.

Hal lainnya yang perlu saya bahas adalah jangan pernah meninggalkan sampah di gunung. Udah cukup di kota aja yang kotor dan jorok, di gunung jangan. Apalagi boker di sembarang tempat. Nggak banget deh. Saya punya pengalaman nemu bekas orang boker di dekat mata air Shelter 1 kerinci. Bener-bener gak berperipendakian tuh orang yg boker di situ. Kalo masih bisa tahan ya menggali tanah lah untuk tempat kita boker. Kalo udah gak tahan lagi ya lambaikan tangan ke kamera... :p

selanjutnya jangan pernah mengambil edelweiss di gunung. kasian bunganya. Mau ditanam lagi juga gak bakalan hidup. Cukup difoto aja lah kalo pengen menikmati kecantikannya.

kemudian jangan sampe kecewa, ngambek, marah, putus asa atau bahkan sampe bunuh diri gara-gara gak nyampe puncak. Ingat sob, puncak bukan lah ukuran keberhasilan sebuah pendakian gunung. Kalo emang kondisi gak memungkinkan ya gak usah dipaksain. Kalo cuaca buruk jangan pikirkan bagaimana caranya nyampe puncak, pikirkan bagaimana nyampe di rumah lagi dengan selamat. Ingat, keluarga menunggu di rumah loh... :)

Demikian coretan singkat ini. Tetap terapkan 7 kode etik pecinta alam dalam setiap petualangan kita. Mohon kritikan kalo ada yang perlu dikritik. Salam Lestari...!!!

Woci MATA ANGIN (MA.050.10.11.PT)
Written in July, 29th 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar