Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Gunung Marapi (2891mdpl) Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat



Gunung Marapi adalah salah satu dari sekian banyak gunung di Sumatera Barat. Secara administratif Gunung Marapi (2891 mdpl) terletak di Nagari Koto baru, Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Untuk mencapai ke desa terdekat dapat menggunakan bus selama ± 9 jam dari Bangko. Cukup banyak bus yang tersedia untuk mencapai ke sana. Nagari Koto Baru ini terletak di tengah-tengah antara Kota padang Panjang dengan Bukittinggi. Menurut keterangan yang kami dapat, Nagari ini terletak di ketinggian 900 mdpl.

























Gunung Marapi sendiri terletak bersebelahan dengan Gunung Singgalang. Kedua gunung ini hanya dipisahkan oleh jalan raya Padang Panjang-Bukittinggi. Gunung Marapi sendiri merupakan gunung berapi yang masih aktif. Di sana kita bisa menemukan 9 kawah yang masih mengeluarkan kepulan asap belerang dengan kawah terbesar yang disebut Kawah Tuo. Gunung Marapi sendiri tebagi dua yaitu Marapi Tua dan Marapi Muda. Pusat api Gunung Marapi telah bergesar sehingga mengakibatkan Marapi Tua sudah tidak aktif lagi dan dipenuhi oleh tumbuhan. Tingkat keaktifan Gunung Marapi diawasi oleh  badan Vulkanologi yang terletak di BukitTinggi. Namun Badan tersebut hanya bertugas melaporkan aktifitas vulkanik Gunung Marapi ke BMKG Pusat.
Menurut keterangan dari Bapak Jofi Andres, Ketua Marapi Adventure Camp, di Gunung Marapi ini terdapat sebuah bekas bangunan (Pesanggrahan) peninggalan Bung Hatta yang dinamakan Amore Natural. Berdasarkan sejarah, sekitar dekade 1950-an, Ibukota Negara dipindahkan ke Bukittinggi karena situasi di Jakarta sedang tidak aman. Maka didirikanlah Amore Natural sebagai tempat rapat petinggi negara saat itu. Namun sekarang bangunan tersebut tidak ada lagi dan hanya fondasi bangunannya saja yang masih tersisa.
Menurut sejarahnya, Gunung Marapi pertama kali ditemukan oleh Sultan Zulkarnaen (Alexander de Greet) yang merupakan seorang raja dari Macedonia. Ketika sedang berlayar di Selat Malaka, dia melihat sebuah Gunung yang berwarna merah menyala. Ia bersama pasukannya pun tertarik dan memutuskan untuk pergi ke gunung tersebut. Sedangkan asal mula nama Marapi dikarenakan Gunung ini berapi. Hampir sama dengan Gunung Merapi di pulau jawa, hanya saja faktor dialek yang membedakannya.
Jalur konvensional Gunung Marapi adalah jalur yang dimulai dari Nagari koto Baru. Dimulai dari Pasar Koto Baru kita memulai pendakian dengan melewati jalan aspal sampai di Tower yang sudah tidak berfungsi lagi dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.  Di sini lah kita harus membayar retribusi untuk pendakian. Untuk pendaki domestik, dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000;, sedangkan untuk pendaki dari mancanegara dikenakan biaya Rp. 15.000;. Kemudian kita dapat melanjutkan pendakian ke Pos Pemantau / Pintu Rimba. Sepanjang jalur ini kita melewati kebun-kebun penduduk yang ditanami beraneka macam sayuran, seperti tomat, cabe, wortel, kol, sawi dan bawang. Pos Pemantauan ini sendiri berbentuk seperti Homestay dengan fasilitas seperti toilet dan Mushola. Pos Pemantauan ini sendiri teletak tepat sebelum Pintu Rimba.
Perjalanan 4 menit dari Pintu Rimba, kita akan menemui sebuah sumber air yang disebut Sumur Kodok. Di sini ada baiknya kita mengisi persediaan air kita untuk bekal mendaki.  Jalur konvensional Marapi ini sangat jelas dengan track yang relatif berat bagi kami yang perdana melakukan pendakian dengan akar-akar pohon besar sepanjang jalur pendakian. Sepanjang jalur ini dari Pintu Rimba sampai ke Pintu Angin, kita akan menemukan banyak pohon besar seperti pohon pinus. Pohon pinus ini sengaja ditanam ketika Presiden Soekarno berkunjung ke daerah tersebut. Di antara phon-pohon pinus ini, kita bisa mendengar suara hewan seperti burung dan monyet. Bahkan menurut cerita, di hutan Gunung Marapi ini masih banyak terdapat harimau dan juga beruang yang akan sangat terdengar berisik ketika musim kawin.
Di jalur pendakian ini kita bisa beristirahat di Pos peristirahatan dengan kondisi masih sangat bagus. Pos ini berbentuk pondok dengan kerangka besi dan atap yang terbuat dari seng. Sekitar perjalanan ± 5 jam dari Pintu Rimba kita akan sampai di Pintu Angin, yang merupakan batas antara hutan dengan cadas. Sekitar 50 meter sebelah kiri dari Pintu Angin kita bisa menemukan sumber air. Daerah cadas ini dipenuhi tumbuhan berbatang rendah seperti tumbuhan bunga padi. Di sini tersedia banyak lokasi camping ground, maka dari itu ada baiknya jika kita mendirikan tenda di sekitar area ini. Dari sini kita bisa melihat dengan jelas keindahan Gunung Singgalang.
Jalur pendakian ke puncak relatif tidak terlalu sulit dengan jalur yang dipenuhi dengan batu-batu. Meski demikian kita harus tetap berhati-hati agar tidak tergelincir ke bawah. Sekitar 10 menit sebelum puncak, kita akan menemui Tugu Abel. Tugu Abel sendiri dibangun untuk mengenang pendaki yang bernama Abel yang meninggal di Gunung Marapi. Di sinilah terdapat sebuah dataran yang sangat luas yang merupakan kawah mati. 10 menit perjalanan dari Tugu Abel, kita sudah mencapai Puncak Gunung Marapi yang sering disebut Puncak Merpati dengan ketinggian 2891 mdpl. Sebuah pemandangan yang luar biasa menakjubkan yang menandakan kebesaran-Nya kita bisa lihat dari sini.
Written by: Novan Andika (Woci Mapala Mata Angin) -MA.050.10.11.PT-
NB: Kalau ada kesalahan mohom kritik dan koreksinya... :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar